Stimulus Ekonomi Pemerintah Dinilai Mampu Menopang Stabilitas Rupiah

oleh -7 Dilihat
oleh
banner 468x60

Oleh: Bagus Pratama

Upaya pemerintah dalam menggulirkan serangkaian stimulus ekonomi untuk periode pertengahan tahun ini dinilai mampu menjaga stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, sekaligus menopang daya beli masyarakat dan kelangsungan sektor riil yang tengah menghadapi tantangan global.

banner 336x280

Melalui enam kebijakan strategis yang dikucurkan selama Juni hingga Juli 2025, pemerintah tidak hanya menyasar aspek konsumsi domestik, tetapi juga berusaha memberikan perlindungan kepada pekerja sektor informal dan padat karya dari ancaman pemutusan hubungan kerja yang masif.

Ariston Tjendra, Presiden Direktur PT Doo Financial Futures, memandang bahwa kebijakan stimulus yang dijalankan pemerintah memiliki potensi signifikan dalam mempertahankan stabilitas nilai tukar rupiah meskipun menghadapi tekanan dari penguatan dolar Amerika Serikat.

Ia melihat bahwa kebijakan ini dapat mencegah pelemahan mata uang nasional secara berlebihan, mengingat adanya dukungan langsung terhadap peningkatan daya beli masyarakat. Ketika konsumsi dalam negeri diperkuat, permintaan terhadap rupiah cenderung stabil, yang pada akhirnya dapat meredam gejolak nilai tukar di pasar keuangan.

Pemerintah telah menetapkan enam stimulus utama yang masing-masing diarahkan pada pemulihan ekonomi secara komprehensif. Pertama adalah pemberian insentif dalam bentuk potongan harga pada berbagai moda transportasi. Diskon tiket kereta api sebesar 30 persen menyasar 2,8 juta penumpang ekonomi, sementara subsidi PPN tiket pesawat diberikan untuk 6 juta penumpang.

Di sisi lain, sektor transportasi laut juga tak luput dari perhatian, dengan potongan tarif hingga 50 persen yang menyasar setengah juta penumpang. Alokasi anggaran untuk skema ini mencapai Rp0,94 triliun, sekaligus menjadi dorongan bagi pelaku UMKM di destinasi wisata agar turut menikmati perputaran ekonomi selama masa liburan sekolah.

Kebijakan berikutnya adalah diskon tarif tol yang dijalankan melalui kolaborasi dengan Badan Usaha Jalan Tol. Selama 14 hari menjelang dan sesudah libur sekolah, diskon 20 persen akan diberlakukan di berbagai ruas jalan tol, dengan proyeksi bahwa 110 juta kendaraan akan terdampak positif oleh kebijakan ini. Pemerintah tampak serius memanfaatkan momentum libur sekolah sebagai penggerak mobilitas dan konsumsi nasional.

Stimulus ketiga berfokus pada aspek perlindungan sosial. Pemerintah akan memperluas distribusi bantuan pangan berupa 10 kilogram beras kepada 22 juta keluarga penerima manfaat selama dua bulan. Kartu Sembako juga akan disalurkan ulang sebagai upaya mempertahankan daya beli kelompok rentan. Melalui kebijakan ini, kestabilan ekonomi lapisan bawah masyarakat diharapkan tetap terjaga, terutama dalam menghadapi gejolak harga kebutuhan pokok.

Langkah keempat adalah pemberian Bantuan Subsidi Upah kepada lebih dari 17 juta pekerja dengan gaji di bawah Rp3,5 juta per bulan, termasuk 565 ribu guru honorer. Program ini memberikan Rp300 ribu per bulan selama Juni dan Juli, yang secara langsung membantu menjaga pendapatan kelompok pekerja informal dan padat karya. Kehadiran stimulus ini dianggap strategis dalam mencegah pemutusan hubungan kerja dan menjaga keberlanjutan konsumsi rumah tangga di kelas menengah bawah.

Stimulus kelima mencakup diskon 50 persen untuk iuran Jaminan Kecelakaan Kerja, yang akan berlaku dari Agustus 2025 hingga Januari 2026. Program ini secara spesifik menyasar sektor padat karya, dan pelaksanaannya melibatkan Kementerian Ketenagakerjaan bersama BPJS Ketenagakerjaan. Ini merupakan wujud komitmen pemerintah dalam menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman sekaligus ringan dari sisi beban biaya.

Rencana awal pemerintah untuk memberikan diskon tarif listrik akhirnya dibatalkan karena pertimbangan fiskal. Sebagai gantinya, pemerintah memutuskan menambah alokasi Bantuan Subsidi Upah dari Rp150 ribu menjadi Rp300 ribu per bulan. Revisi kebijakan ini dianggap lebih efektif dalam merangsang konsumsi karena langsung menyasar individu dengan kecenderungan membelanjakan pendapatan tambahan secara cepat di sektor riil.

Seluruh paket kebijakan ini dibiayai melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun 2025, dengan estimasi alokasi awal sebesar Rp24,44 triliun. Pendanaannya berasal dari efisiensi belanja non-prioritas, optimalisasi anggaran kementerian dan lembaga, serta pemanfaatan saldo anggaran lebih yang tersedia. Kombinasi pendanaan ini menjadi bukti bahwa pemerintah tengah mengatur ulang prioritas fiskalnya demi menyesuaikan kebutuhan darurat yang muncul akibat tekanan ekonomi global.

Airlangga Hartarto selaku Menteri Koordinator Bidang Perekonomian menegaskan bahwa perhatian utama pemerintah saat ini tertuju pada sektor padat karya yang mengalami tekanan akibat penurunan ekspor, khususnya ke Amerika Serikat. Menurutnya, paket stimulus ini dirancang agar roda ekonomi tetap berputar meski permintaan luar negeri melemah. Ia juga mengungkapkan bahwa langkah serupa banyak diambil oleh negara-negara anggota OECD sebagai bagian dari upaya mempertahankan konsumsi domestik di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menambahkan bahwa tujuan utama pemberian stimulus adalah menjaga momentum pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal kedua tahun ini agar tetap berada di kisaran 5 persen. Ia melihat stimulus ini sebagai bagian dari strategi jangka menengah untuk mengurangi tingkat kemiskinan dan pengangguran terbuka. Ketika pertumbuhan dapat dipertahankan, stabilitas ekonomi akan lebih mudah dijaga, dan kepercayaan investor maupun pelaku usaha dalam negeri pun tetap tinggi.

Melihat keseluruhan strategi yang telah dijalankan, stimulus ekonomi yang digulirkan pemerintah akan menjadi langkah efektif dalam menjaga daya beli masyarakat sekaligus menopang stabilitas rupiah di tengah tekanan global. Kombinasi antara bantuan langsung, insentif transportasi, dan perlindungan tenaga kerja menunjukkan bahwa kebijakan ini dirancang tidak hanya untuk jangka pendek, tetapi juga demi memastikan keberlanjutan ekonomi nasional.

Maka dari itu, penting bagi masyarakat untuk berperan aktif memanfaatkan berbagai fasilitas yang disediakan, agar pemulihan ekonomi dapat dirasakan secara merata dan nilai tukar rupiah tetap kuat sebagai fondasi ketahanan ekonomi bangsa.

Analis Ekonomi Makro – Lembaga Riset Ekonomi Nusantara

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.