Program Cek Kesehatan Gratis Dorong Pemerataan Layanan Kesehatan

oleh -10 Dilihat
oleh
banner 468x60

Oleh : Febri Setiawan )*

Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang diluncurkan pemerintah menjadi angin segar dalam upaya meningkatkan akses layanan kesehatan masyarakat di seluruh Indonesia. Dengan cakupan pelayanan yang melibatkan pemeriksaan tekanan darah, gula darah, kolesterol, dan konsultasi medis ringan, program ini menyasar kelompok rentan seperti masyarakat berpenghasilan rendah, lansia, hingga pekerja informal yang selama ini kerap terpinggirkan dari jangkauan layanan kesehatan. Melalui pendekatan jemput bola di fasilitas kesehatan primer, posyandu, hingga mobil keliling di daerah terpencil, CKG menghadirkan solusi nyata atas persoalan keterbatasan akses dan biaya kesehatan yang masih menjadi kendala utama sebagian besar masyarakat.

banner 336x280

Saat meninjau langsung pelaksanaan program CKG di Puskesmas Sempol, Kecamatan Ijen, Kabupaten Bondowoso, Wakil Presiden, Gibran Rakabuming Raka menegaskan CKG dirancang bukan hanya sebagai upaya promotif-preventif, tetapi juga sebagai strategi deteksi dini terhadap penyakit tidak menular yang angka kasusnya terus meningkat, seperti hipertensi, diabetes, dan penyakit jantung. Kunjungan ini merupakan bagian dari agenda peninjauan program prioritas nasional di bidang kesehatan yang ditujukan untuk memastikan implementasi berjalan optimal hingga tingkat akar rumput.

Masyarakat sering kali tidak menyadari bahwa mereka menderita penyakit kronis karena gejalanya baru muncul setelah mencapai kondisi yang serius. Oleh karena itu, keberadaan layanan cek kesehatan secara gratis ini menjadi sangat penting dalam mencegah kondisi kesehatan masyarakat memburuk akibat keterlambatan diagnosis. Program ini juga memperkuat paradigma baru pelayanan kesehatan yang menitikberatkan pada pencegahan, bukan hanya pengobatan.

Di beberapa daerah, pelaksanaan CKG telah menunjukkan dampak yang menggembirakan. Misalnya, di wilayah pedesaan Kalimantan dan Nusa Tenggara, jumlah kunjungan ke puskesmas meningkat secara signifikan setelah adanya mobil layanan keliling yang menyediakan cek kesehatan gratis. Petugas kesehatan setempat melaporkan bahwa masyarakat menjadi lebih sadar terhadap pentingnya memantau kondisi kesehatan secara berkala. Dalam beberapa kasus, peserta yang awalnya datang hanya untuk cek biasa akhirnya dirujuk ke fasilitas kesehatan lanjutan karena terdeteksi memiliki risiko penyakit serius. Intervensi cepat seperti ini diyakini mampu menekan biaya pengobatan jangka panjang dan menyelamatkan nyawa.

Pengamat Kesehatan, Destanul Aulia menjelaskan tidak hanya bermanfaat bagi individu, program CKG juga membawa dampak sistemik terhadap peningkatan kualitas data kesehatan nasional. Dengan pemeriksaan massal yang terdokumentasi secara digital, pemerintah memperoleh data yang lebih akurat terkait sebaran penyakit, kelompok risiko, dan kebutuhan kesehatan spesifik per wilayah. Data ini sangat berharga dalam perencanaan kebijakan kesehatan yang lebih presisi dan merata. Pemerintah daerah pun dapat menjadikannya sebagai basis untuk menyusun intervensi kesehatan yang sesuai dengan karakteristik warganya. Dengan demikian, CKG bukan hanya sekadar program sosial, tetapi menjadi bagian dari ekosistem pembangunan kesehatan nasional berbasis data.

Dari sisi pembiayaan, program ini mendapat dukungan dari berbagai sumber, mulai dari anggaran pemerintah pusat, dana alokasi khusus bidang kesehatan, hingga kerja sama dengan BUMN dan pihak swasta melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Skema pembiayaan campuran ini memungkinkan cakupan program meluas tanpa terlalu membebani APBN. Di beberapa kota besar, rumah sakit swasta bahkan turut serta dengan membuka layanan cek kesehatan gratis pada hari-hari tertentu. Model kolaboratif seperti ini memperlihatkan bahwa kesehatan masyarakat adalah tanggung jawab bersama, dan sinergi lintas sektor menjadi kunci keberhasilan.

Administrator Kesehatan Ahli Muda Dinas Kesehatan Kota Serang, Yeti Nuryeti menjelaskan pelaksanaan CKG tentu masih menghadapi sejumlah tantangan. Salah satunya adalah keterbatasan tenaga kesehatan di daerah terpencil dan kendala geografis yang membuat distribusi layanan menjadi tidak merata. Beberapa lokasi masih belum terjangkau mobil layanan atau kekurangan alat medis dasar. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah perlu untuk mendorong pemanfaatan teknologi digital seperti telemedisin dan sistem informasi kesehatan berbasis aplikasi untuk menjangkau wilayah yang sulit diakses. Di sisi lain, pelatihan kader kesehatan lokal juga dilakukan untuk memperkuat layanan dasar di tingkat komunitas.

Masyarakat sendiri merespons program ini dengan antusias, terutama karena merasa dilibatkan dan mendapatkan manfaat langsung. Edukasi mengenai gaya hidup sehat menjadi bagian integral dari layanan CKG, sehingga bukan hanya fisik masyarakat yang diperiksa, tetapi juga kesadarannya terhadap pentingnya hidup sehat ikut ditingkatkan. Petugas kesehatan juga aktif memberikan penyuluhan tentang gizi seimbang, pentingnya olahraga rutin, serta bahaya merokok dan konsumsi gula berlebih. Pendekatan holistik ini diharapkan dapat menciptakan perubahan perilaku yang berkelanjutan di tengah masyarakat.

Dengan segala manfaat dan tantangannya, Program CKG menjadi refleksi komitmen negara dalam memastikan bahwa seluruh warga negara, tanpa terkecuali, memiliki hak dan akses yang sama terhadap layanan kesehatan. Dalam jangka panjang, keberhasilan program ini akan mendukung visi Indonesia Sehat dan menjadi pilar penting dalam mewujudkan keadilan sosial di bidang kesehatan. Karena pada akhirnya, pemerataan layanan kesehatan bukan hanya tentang membangun rumah sakit yang megah, tetapi tentang hadirnya negara dalam detak nadi kehidupan masyarakat, di manapun mereka berada.

)* Mahasiswa Pascasarjana Uninus Bandung

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.