Jakarta – Pemerintah terus menegaskan bahwa konsumsi domestik menjadi pilar utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus Kepala BKPM, Rosan Roeslani, menyatakan bahwa konsumsi rumah tangga saat ini menyumbang lebih dari setengah Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
“Kontribusi konsumsi rumah tangga itu mencapai 54 persen. Jadi, konsumsi domestik masih menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi kita,” ujar Rosan.
Dalam kesempatan yang sama, Rosan mengungkapkan bahwa pemerintah telah menargetkan investasi sebesar Rp1.905 triliun pada tahun 2025.
“Total investasi dari tahun 2025 sampai 2029 kurang lebih Rp13.032 triliun. Harapannya, investasi ini tidak hanya menciptakan lapangan kerja berkualitas, tetapi juga menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi,” jelasnya.
Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti, mengonfirmasi bahwa konsumsi rumah tangga merupakan komponen pengeluaran terbesar sepanjang 2024.
“Peningkatan mobilitas masyarakat terlihat dari naiknya lalu lintas komunikasi, jumlah penumpang angkutan rel, laut, dan udara,” ujar Amalia.
Ia menambahkan bahwa konsumsi juga tumbuh di sektor restoran dan hotel seiring meningkatnya aktivitas wisata selama libur sekolah dan hari besar keagamaan. Menurutnya, hal ini menunjukkan kekuatan konsumsi domestik sebagai indikator ketahanan ekonomi.
Di tengah kondisi global yang masih penuh ketidakpastian, fokus pada konsumsi domestik dinilai menjadi strategi paling realistis untuk menjaga momentum pertumbuhan. Pemerintah juga terus memperkuat dukungan terhadap pelaku UMKM sebagai tulang punggung ekonomi rakyat.
Dengan penguatan sisi permintaan dalam negeri, stabilitas ekonomi diharapkan tetap terjaga secara berkelanjutan.
Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie, menyampaikan bahwa konsumsi domestik menyumbang sekitar 60 persen dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 5,03 persen pada 2024.
“Konsumsi domestik harus tetap dijaga, terutama karena 70 persen berasal dari kelas menengah atas dan kelas atas. Mereka ini yang mendorong belanja,” katanya.
Untuk menjaga daya beli, pemerintah telah meluncurkan berbagai program awal tahun seperti diskon tiket pesawat, HARBOLNAS 2025, EPIC Sales, BINA Diskon, dan stabilisasi harga pangan, sebagai upaya mendorong konsumsi masyarakat di tengah ketidakpastian global.