Libur Sekolah Tidak Hentikan Program Makan Bergizi Gratis untuk 5.5 Juta Anak

oleh -3 Dilihat
oleh
banner 468x60

Oleh Sekar Ayu )*

Masa libur sekolah seringkali menjadi momen yang dinanti oleh anak-anak, tetapi bagi sebagian keluarga, ini juga bisa menjadi tantangan dalam menjaga asupan gizi harian anak. Oleh karenanya, komitmen pemerintah melalui Badan Gizi Nasional (BGN) dalam menjalankan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) patut diapresiasi. Terbukti, meskipun kalender akademik tengah memasuki masa rehat, program ini tetap berjalan aktif untuk memastikan 5,5 juta anak Indonesia tetap mendapatkan asupan gizi yang cukup dan seimbang.

banner 336x280

BGN menunjukkan ketegasan dalam pelaksanaan program ini dengan menjamin bahwa distribusi makanan tetap dilakukan selama enam hari dalam seminggu, bahkan di masa liburan sekolah. Juru Bicara BGN, Redy Hendra Gunawan, menyampaikan bahwa penyaluran makanan tetap berlangsung dua kali dalam sepekan, yakni pada hari Senin dan Kamis. Strategi distribusi yang diterapkan adalah penggabungan antara makanan siap santap dan makanan kemasan, sehingga anak-anak tetap mendapatkan makanan bergizi tanpa tergantung pada aktivitas sekolah.

Pada setiap hari Senin, anak-anak akan menerima makanan siap santap untuk dikonsumsi hari itu juga, serta makanan kemasan yang diperuntukkan untuk hari Selasa dan Rabu. Sementara pada hari Kamis, distribusi kembali dilakukan dengan skema serupa: makanan siap santap untuk hari itu, dan paket makanan kemasan untuk hari Jumat dan Sabtu. Komponen makanan kemasan tersebut mencakup sumber karbohidrat seperti roti, protein dari telur, susu sebagai sumber kalsium, serta buah-buahan yang kaya vitamin. Ini adalah bentuk perencanaan gizi yang matang dan mencerminkan perhatian pemerintah terhadap kebutuhan nutrisi dasar anak-anak.

BGN juga menerapkan prinsip ramah lingkungan dalam distribusinya. Setiap makanan dikemas menggunakan tas khusus yang dapat digunakan ulang, atau tote bag. Dengan demikian, program ini tidak hanya menyehatkan anak-anak bangsa, tetapi juga mendidik masyarakat untuk hidup lebih peduli terhadap lingkungan. Langkah kecil seperti ini menunjukkan bahwa program pemerintah dirancang dengan memperhatikan aspek keberlanjutan secara menyeluruh.

Dari sisi dampak sosial dan ekonomi, program MBG juga memberikan kontribusi besar terhadap penguatan ekonomi lokal. Lebih dari 250 lembaga ekonomi rakyat, termasuk koperasi, BUMDes, dan pelaku UMKM, telah dilibatkan dalam proses penyediaan bahan baku untuk Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang menjadi tulang punggung operasional MBG di lapangan. Keterlibatan pelaku ekonomi lokal ini tidak hanya memberikan pemasukan langsung, tetapi juga membuka lapangan kerja serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih merata dan inklusif.

Staf Khusus Kepala BGN, Ary Santoso, menegaskan bahwa tujuan utama dari program MBG adalah membangun fondasi gizi yang kuat untuk generasi muda. Menurutnya, peningkatan kualitas gizi anak-anak adalah langkah awal untuk menciptakan sumber daya manusia yang unggul dan kompetitif di masa depan. Hal ini sangat relevan dengan visi besar Indonesia 2045 yang menargetkan terwujudnya generasi emas yang cerdas, sehat, dan tangguh.

Ary juga menyoroti bahwa MBG bukan semata program bantuan sosial, melainkan bagian integral dari strategi pembangunan manusia yang berkelanjutan. Dengan membiasakan anak-anak mengonsumsi makanan bergizi sejak dini, pemerintah sedang berinvestasi pada masa depan bangsa. Ketersediaan dan keterjangkauan makanan sehat tidak boleh berhenti hanya karena kalender pendidikan berubah.

Dukungan terhadap program ini juga datang Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), yang menyebut MBG sebagai bentuk investasi sosial yang sangat penting. Menurut AHY, tidak boleh ada satu pun anak Indonesia yang tertinggal hanya karena kendala gizi. Ia mengajak seluruh pihak, mulai dari pemerintah daerah, yayasan sosial, lembaga kemasyarakatan, hingga sektor swasta, untuk bersinergi memperluas jangkauan program ini.

AHY juga menekankan bahwa program ini memberi manfaat ganda. Selain membantu anak-anak mendapatkan nutrisi seimbang, MBG turut menggerakkan sektor ekonomi lokal. Dengan melibatkan petani, pedagang pasar tradisional, hingga UMKM, program ini menjadi roda penggerak baru dalam rantai ekonomi di berbagai daerah. Peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal menjadi nilai tambah yang penting dari keberlangsungan program ini.

Jumlah penerima manfaat MBG yang telah menembus angka 5,5 juta jiwa adalah bukti bahwa program ini mendapat respons positif dan diterima dengan baik oleh masyarakat. Ke depan, angka ini diperkirakan akan terus meningkat seiring bertambahnya jumlah SPPG dan dapur umum MBG di seluruh Indonesia. Pemerintah juga tengah mempercepat proses ekspansi program ini ke wilayah-wilayah yang sebelumnya belum terjangkau, agar tidak ada anak yang tertinggal dalam hal pemenuhan hak dasarnya terhadap gizi yang baik.

MBG bukan hanya tentang makan gratis, namun juga cerminan dari keseriusan pemerintah dalam memastikan anak-anak Indonesia tumbuh menjadi pribadi yang sehat, cerdas, dan berdaya saing. Dalam membangun generasi penerus bangsa yang tangguh, kebijakan yang konsisten, inklusif, dan berkelanjutan seperti MBG adalah kunci. Libur sekolah bukan alasan untuk mengendurkan perhatian terhadap kebutuhan dasar anak-anak. Justru di saat-saat seperti inilah, peran negara sebagai pelindung hak anak-anak menjadi sangat penting dan harus terus diperkuat. Program MBG menjadi simbol harapan dan bukti nyata bahwa Indonesia sedang serius membangun fondasi masa depan yang lebih baik.

)* Penulis merupakan Pengamat Kebijakan Publik

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.