JAKARTA – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) meluncurkan program Beasiswa Garuda untuk membekali generasi muda Indonesia dengan daya saing global di bidang riset dan akademik. Peluncuran ini berlangsung di Jakarta pada awal April 2025 dan menyita perhatian luas, khususnya dari kalangan pelajar dan akademisi.
Beasiswa Garuda, akronim dari Gerakan Akselerasi Riset dan Unggul Dalam Akademik, menyasar siswa kelas XII yang diterima di program sarjana di Perguruan Tinggi Luar Negeri (PTLN) masuk dalam Top 100 dunia. Program ini menawarkan pembebasan biaya kuliah dan tunjangan biaya hidup, bersumber dari dana abadi pendidikan yang dikelola LPDP.
Wakil Menteri Kemendikti Saintek, Stella Christie, menyebut Beasiswa Garuda sebagai bentuk nyata implementasi Asta Cita nomor 4 yang menekankan pada pembangunan SDM unggul di berbagai bidang strategis.
“Semakin tinggi investasi riset dan pengembangan, semakin besar pula kontribusi terhadap kemajuan bangsa,” ujar Stella Christie.
Ia menekankan pentingnya paten yang lahir dari tangan SDM dalam negeri. Dalam banyak kasus, paten yang didaftarkan di Indonesia masih melibatkan kolaborasi luar negeri. Menurutnya, Beasiswa Garuda hadir sebagai solusi agar penemuan ilmiah di masa depan lebih mandiri dan berorientasi pada kebutuhan nasional.
Sekretaris Ditjen Saintek, Samsuri, menambahkan bahwa program ini tak hanya menjaring calon penerima beasiswa, tetapi juga memetakan talenta muda potensial sebagai ilmuwan masa depan.
“Beasiswa Garuda bukan sekadar mengejar ijazah, tetapi menyiapkan peneliti dengan kompetensi pedagogik dan pengakuan industri,” tegas Samsuri.
Ia menilai pentingnya peran generasi muda dalam mendistribusikan hasil riset untuk pembangunan nasional.
Sementara itu, Dirjen Saintek, Ahmad Najib Burhani, menyoroti inklusivitas program yang juga terbuka bagi siswa Madrasah Aliyah.
“Tidak banyak program beasiswa yang membuka akses selebar ini. Penerima beasiswa diharapkan dapat mentransfer pengetahuan dari negara maju ke tanah air,” pungkas Ahmad Najib Burhani.
Proses seleksi Beasiswa Garuda berlangsung hingga 23 April 2025 melalui laman resmi beasiswagaruda.kemdiktisaintek.go.id. Tahapan unggah Letter of Acceptance (LoA) akan dibagi dalam dua gelombang, dengan jadwal tentatif mengikuti kesiapan data penerima.
Langkah strategis ini menandai komitmen Kemendiktisaintek dalam memperkuat ekosistem inovasi nasional. Beasiswa Garuda tak hanya menjadi jembatan bagi generasi muda menempuh pendidikan berkualitas, namun juga memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat unggulan riset di Asia Tenggara.