Oleh: Baskara Putra Darmawan
Pemerintah terus menunjukkan komitmennya kepada masyarakat melalui berbagai program Bantuan Sosial (bansos) yang tidak hanya berfungsi sebagai perlindungan, tetapi juga berperan dalam menggerakkan perekonomian rakyat. Pada Juli 2025, berbagai jenis bansos kembali disalurkan, mencakup bantuan bagi keluarga prasejahtera, pekerja dengan penghasilan rendah, masyarakat desa, hingga subsidi untuk mengatasi tekanan harga kebutuhan pokok. Pendekatan yang semakin inklusif dan terarah ini membuktikan bahwa bansos bukan sekadar solusi sementara, melainkan bagian dari strategi pemulihan dan pembangunan ekonomi nasional.
Penyaluran bansos kini dirancang untuk menjangkau dua tujuan utama yaitu, menjaga daya beli masyarakat dan mendorong perputaran ekonomi di tingkat lokal. Ketika masyarakat menerima bantuan dan membelanjakannya di pasar tradisional, warung tetangga, atau usaha kecil di sekitarnya, maka roda perekonomian ikut bergerak. Bansos tidak lagi dianggap sebagai beban pengeluaran negara semata, melainkan sebagai investasi sosial yang memberikan dampak ekonomi secara langsung.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menegaskan bahwa manfaat bansos kini semakin meluas dan dirasakan secara nyata oleh masyarakat. Ia menyampaikan bahwa bantuan yang disalurkan, terutama dalam bentuk sembako dan tunai, terbukti dibelanjakan di pasar rakyat dan warung desa. Hal ini memberikan dampak positif bagi pelaku usaha kecil yang sebelumnya mengalami kesulitan akibat menurunnya daya beli masyarakat.
Di Jawa Timur, selain penyaluran bantuan, pemerintah juga menjalankan program pemberdayaan lanjutan bagi keluarga penerima manfaat. Program ini mencakup pelatihan usaha kecil serta pemberian akses terhadap modal mikro. Pendekatan ini memperlihatkan bahwa bansos tidak hanya menjadi bentuk perlindungan sosial, tetapi juga dapat menjadi titik awal bagi terciptanya kemandirian ekonomi masyarakat.
Sementara itu, Gubernur Kalimantan Barat, Ria Norsan, menilai bahwa bansos merupakan salah satu penggerak paling nyata bagi perekonomian masyarakat di wilayahnya. Ia menyampaikan bahwa setelah masyarakat menerima bansos, terjadi peningkatan perputaran uang di desa. Warung kecil, pedagang sayur, dan pasar tradisional kembali bergeliat, yang menunjukkan peran strategis bansos dalam menghidupkan ekonomi komunitas di tingkat akar rumput.
Lebih lanjut, Ria menekankan bahwa efektivitas bansos sangat bergantung pada akurasi data penerima. Untuk itu, pemerintah daerah bersama Kemensos secara berkelanjutan memperbarui data melalui sistem digital yang terintegrasi, serta melibatkan masyarakat dalam proses verifikasi. Pendekatan ini diharapkan mampu memastikan bahwa bantuan tepat sasaran, adil secara sosial, dan efisien dalam penggunaan anggaran.
Sementara itu, Gubernur Sumatera Selatan, Herman Deru menyoroti peran bansos sebagai penyangga stabilitas di tengah gejolak ekonomi global dan kenaikan harga kebutuhan pokok. Ia menyebut bahwa setelah bantuan diterima, masyarakat langsung membelanjakannya ke pasar, warung, maupun petani lokal. Kondisi ini mencerminkan bahwa bansos tidak hanya meringankan beban masyarakat, tetapi juga turut menyuburkan aktivitas ekonomi desa.
Herman Deru juga memberikan apresiasi terhadap kebijakan pemerintah yang adaptif dalam merancang bentuk dan jenis bantuan sesuai dengan dinamika sosial ekonomi. Perluasan sasaran, seperti bantuan subsidi upah dan bantuan langsung tunai desa, dinilai menjadi langkah strategis. Menurutnya, fleksibilitas dan kecepatan dalam menyesuaikan program menjadi salah satu faktor keberhasilan bansos dalam menjaga ketahanan ekonomi masyarakat.
Di berbagai daerah, dampak positif bansos turut dirasakan oleh pelaku usaha kecil. Banyak warung sembako kembali aktif seiring meningkatnya permintaan. Di pasar tradisional, para pedagang mencatat adanya lonjakan pembeli sejak bansos disalurkan secara konsisten setiap bulan. Hal ini memperlihatkan efek berantai dari kebijakan bansos yang dirancang secara terstruktur dan berkelanjutan.
Bansos juga berperan penting dalam membantu masyarakat menghadapi periode krusial, seperti masa libur sekolah, kenaikan biaya transportasi, dan lonjakan harga bahan pokok. Pemerintah menambahkan berbagai bentuk bantuan, seperti subsidi listrik, bantuan tunai untuk transportasi, serta dukungan tambahan bagi guru honorer dan pekerja informal. Seluruh skema tersebut memperkuat sistem jaring pengaman sosial nasional. Melalui strategi penyaluran yang melibatkan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah, manfaat bansos kini dirasakan secara lebih merata. Program ini tidak hanya berfungsi untuk menekan angka kemiskinan, tetapi juga membentuk ekosistem ekonomi lokal yang tangguh dan inklusif.
Ke depan, pemerintah berkomitmen untuk terus menyempurnakan sistem bansos melalui pemutakhiran data dan digitalisasi layanan. Masyarakat kini dapat memantau status bantuan secara mandiri melalui aplikasi resmi milik Kementerian Sosial, sekaligus memberikan umpan balik terkait distribusi bantuan di daerah masing-masing. Langkah ini menjadi bagian dari upaya untuk mewujudkan bansos yang lebih transparan, akuntabel, dan partisipatif.
Penyaluran bansos oleh pemerintah pada Juli 2025 kembali menunjukkan perannya yang signifikan sebagai penggerak ekonomi masyarakat. Melalui warung kecil, pasar tradisional, dan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), bansos menciptakan aliran ekonomi yang konkret dan berdampak luas. Ketika bantuan diterima oleh masyarakat yang membutuhkan dan dibelanjakan di tingkat lokal, perputaran ekonomi pun tumbuh secara bertahap dari bawah.
Kepemimpinan para kepala daerah turut berperan besar dalam keberhasilan program ini. Keberhasilan bansos tidak hanya bergantung pada jumlah dana yang disalurkan, tetapi juga pada ketepatan kebijakan dan sinergi antarlembaga pemerintahan. Dengan pendekatan yang kolaboratif dan responsif, bansos saat ini tidak hanya berfungsi sebagai jaring pengaman sosial, tetapi juga sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi masyarakat di berbagai wilayah Indonesia.
)* Penulis adalah Pemerhati Masalah Sosial dan Kemasyarakatan
Bansos sebagai Motor Penggerak Ekonomi di Tengah Masyarakat
