Pemerintah Lakukan Studi Banding pastikan Kurikulum Fleksibel untuk Sekolah Rakyat

oleh -1 Dilihat
oleh
banner 468x60

Oleh: Irfan Nurmaji)*

Pemerintah mengambil langkah progresif dalam memastikan kualitas pendidikan inklusif melalui pengembangan kurikulum fleksibel untuk Sekolah Rakyat. Inisiatif ini merupakan bentuk kehadiran negara dalam memberikan akses pendidikan bagi anak-anak dari keluarga miskin dan sangat miskin yang selama ini menghadapi hambatan dalam memperoleh pendidikan berkualitas.

banner 336x280

Sebagai persiapan menuju tahun ajaran 2025/2026, Kementerian Sosial sedang menyusun kurikulum khusus yang akan digunakan secara nasional di seluruh unit Sekolah Rakyat. Kurikulum ini dirancang dengan mengusung konsep Multi Entry–Multi Exit, yang memberikan keleluasaan kepada siswa untuk menentukan jalur belajar sesuai kebutuhan dan minat mereka.

Model pembelajaran yang diterapkan menekankan pendekatan tailor-made, memungkinkan proses belajar mengajar disesuaikan secara individual. Pendekatan ini dianggap sebagai terobosan dalam dunia pendidikan, mengingat siswa berasal dari berbagai latar belakang dengan kemampuan yang tidak seragam. Dengan pendekatan ini, Sekolah Rakyat diharapkan dapat menjadi ruang belajar yang adaptif dan humanis.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemensos, Robben Rico, mengatakan penyusunan kurikulum Sekolah Rakyat dilakukan melalui diskusi intensif bersama lintas kementerian dan lembaga. Pendekatan ini memastikan bahwa rancangan kurikulum tidak hanya berdasar teori, tetapi juga praktik terbaik dari berbagai institusi pendidikan unggulan.

Sebagai bagian dari proses perumusan, Kemensos melakukan studi banding ke sekolah-sekolah terpilih seperti MAN Insan Cendekia Serpong, CT Arsa Sukoharjo, dan Al Hikmah Batu. Studi ini memberikan perspektif yang luas dalam merancang substansi kurikulum yang dapat menjawab kebutuhan peserta didik dari kelompok rentan.

Hasil benchmarking menunjukkan bahwa keberhasilan sekolah unggulan terletak pada penyusunan pengalaman belajar yang konsisten dan relevan bagi seluruh siswa. Hal ini menjadi masukan penting bagi Kemensos untuk menyusun model pembelajaran Sekolah Rakyat yang tidak hanya akademik, tetapi juga membangun karakter.

Langkah awal yang akan diterapkan sebelum dimulainya proses belajar adalah masa orientasi dan asesmen diagnostik. Ini merupakan bagian penting dari sistem yang bertujuan mengenali potensi dan kebutuhan setiap siswa. Dengan pemahaman yang tepat, proses belajar akan berjalan lebih efektif dan bermakna.

Kurikulum Sekolah Rakyat tidak hanya menyasar capaian akademik, tetapi juga mengedepankan penguatan karakter, spiritualitas, rasa cinta tanah air, dan penguasaan bahasa. Pendekatan ini diharapkan mampu menciptakan lulusan yang unggul dan memiliki integritas tinggi.

Robben Rico juga menegaskan bahwa kurikulum ini berlaku di semua jenjang pendidikan, mulai dari SD hingga SMA. Meski muatan pembelajaran disesuaikan dengan jenjang, struktur dan pendekatannya tetap konsisten. Ini penting untuk menjaga kesinambungan proses belajar sepanjang masa sekolah.

Dalam penyusunannya, Kemensos bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, serta pihak swasta. Kolaborasi ini menghasilkan materi kurikulum yang merupakan modifikasi dari model yang telah sukses diterapkan di sekolah eksisting.

Dengan pendekatan ini, muatan kurikulum tinggal disesuaikan untuk kebutuhan spesifik Sekolah Rakyat. Hal ini memastikan bahwa proses belajar tetap kontekstual dan relevan bagi peserta didik dari keluarga miskin, tanpa mengurangi kualitas pendidikan.

Rencana besar ini akan mulai diimplementasikan di 65 titik lokasi Sekolah Rakyat pada Juli 2025, dan akan diperluas hingga 100 titik di seluruh Indonesia. Persiapan menyeluruh telah dilakukan, mulai dari pembangunan infrastruktur, perekrutan guru, hingga sosialisasi kepada masyarakat.

Program Sekolah Rakyat menjadi bagian dari pelaksanaan Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2025 tentang Optimalisasi Pengentasan Kemiskinan. Melalui pendidikan, pemerintah menargetkan pemutusan mata rantai kemiskinan antargenerasi secara sistematis dan berkelanjutan.

Sejalan dengan hal itu, Menteri Sosial (Mensos), Saifullah Yusuf, mengatakan Sekolah Rakyat adalah bentuk nyata kepedulian negara kepada masyarakat yang belum terlayani secara menyeluruh oleh sistem pendidikan formal. Pemerintah berupaya memastikan setiap anak memperoleh akses pendidikan yang setara.

Lebih dari sekadar sekolah, Sekolah Rakyat merupakan sistem pendidikan dengan pola asrama yang difasilitasi penuh oleh negara. Seluruh kebutuhan siswa, mulai dari asrama, seragam, peralatan belajar, hingga kebutuhan sehari-hari akan ditanggung sepenuhnya.

Wakil Menteri Sosial, Agus Jabo, mengatakan kehadiran negara harus bisa dirasakan langsung oleh masyarakat. Program ini menjadi simbol dari komitmen negara dalam memastikan pendidikan berkualitas yang bebas biaya untuk anak-anak dari keluarga miskin.

Tak hanya pendidikan akademik, siswa juga akan mendapatkan pelatihan karakter kebangsaan dan keterampilan vokasional. Hal ini bertujuan menyiapkan lulusan Sekolah Rakyat agar siap menghadapi dunia kerja atau melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.

Dalam konteks pembangunan nasional, program Sekolah Rakyat adalah strategi sosial jangka panjang. Pendidikan yang inklusif dan bermutu menjadi fondasi penting dalam menciptakan generasi masa depan yang tangguh dan mandiri.

Melalui kurikulum fleksibel yang disusun dengan pendekatan humanistik dan kolaboratif, Sekolah Rakyat diharapkan menjadi sarana pendidikan yang membantu anak-anak keluar dari kemiskinan struktural.

Pemerintah optimistis bahwa Sekolah Rakyat akan menjadi model pendidikan alternatif yang efektif dalam menjawab tantangan sosial dan pendidikan di Indonesia. Dengan dukungan lintas sektor dan pendekatan kurikulum yang disesuaikan, program ini berpotensi mencetak generasi muda yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga tangguh dalam menghadapi realitas kehidupan.

Ke depan, Sekolah Rakyat diharapkan tidak hanya menjadi solusi jangka pendek bagi pemerataan pendidikan, tetapi juga menjadi bagian dari transformasi sistem pendidikan nasional yang lebih inklusif dan adaptif.

)* Penulis adalah mahasiswa Bandung tinggal di Jakarta

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.