Makan Bergizi Gratis Jadi Solusi Atasi Masalah Gizi Anak Indonesia

oleh -1 Dilihat
oleh
banner 468x60

Oleh: Noura Kesuma Putri (*

Salah satu tantangan besar yang masih dihadapi Indonesia hingga hari ini adalah tingginya angka stunting dan permasalahan gizi kronis yang berdampak langsung terhadap kualitas generasi masa depan. Meskipun berbagai upaya telah dilakukan selama bertahun-tahun, data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) menunjukkan bahwa prevalensi stunting di beberapa daerah masih berada di atas ambang batas yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Dalam konteks ini, langkah pemerintah melalui program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan terobosan strategis yang layak mendapatkan apresiasi dan dukungan penuh.

banner 336x280

Program MBG sejatinya bukan sekadar agenda pemberian makanan secara cuma-cuma. Ini adalah langkah revolusioner yang menempatkan intervensi gizi sebagai pondasi dalam membangun sumber daya manusia unggul. Anggota Komisi IX DPR RI, Heru Tjahjono, secara tegas menyebutkan bahwa MBG adalah investasi besar bangsa. Menurutnya, nutrisi yang diberikan secara teratur kepada anak-anak usia dini merupakan kunci utama pencegahan stunting, yang bila diabaikan akan berdampak negatif terhadap perkembangan fisik dan intelektual anak. Heru menambahkan, Program ini sangat strategis dalam menekan angka stunting yang masih cukup tinggi di beberapa wilayah, sekaligus memberikan dampak jangka panjang berupa peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Berbagai studi internasional menunjukkan bahwa gizi yang buruk pada masa kanak-kanak berkorelasi kuat dengan rendahnya pencapaian akademik, produktivitas yang rendah saat dewasa, hingga peningkatan risiko penyakit tidak menular. Maka dari itu, MBG adalah bentuk keberpihakan negara terhadap masa depan anak-anak Indonesia, terutama mereka yang berasal dari keluarga prasejahtera.

Lebih dari sekadar intervensi gizi, program ini juga menyentuh sisi edukatif dan pemberdayaan masyarakat. Kepala Divisi Komunitas Karya Pelajar Mengabdi Bangsa Indonesia (KOMIB Indonesia), Grace Aurellia Salim, menyatakan bahwa melalui Program Nourish to Flourish atau sebuah gerakan yang sejalan dengan semangat MBG, telah dilakukan donasi makanan sekaligus edukasi tentang pentingnya gizi baik bagi anak-anak. Menurutnya, dengan mengedukasi masyarakat tentang kebiasaan makan yang sehat, kita dapat membantu mengurangi risiko stunting dan membuka jalan bagi masa depan Indonesia yang lebih sehat.

Pentingnya edukasi ini tidak bisa disepelekan. Masih banyak keluarga di pelosok negeri yang belum memahami bahwa kualitas makanan tidak hanya ditentukan oleh kenyang, tetapi oleh kandungan gizinya. Dengan melibatkan komunitas, sekolah, dan tenaga kesehatan, MBG dapat menjadi katalis perubahan gaya hidup dan pola makan masyarakat dari akar rumput.

Salah satu nilai tambah dari program ini adalah adanya kolaborasi lintas sektor. Pemerintah menggandeng penyedia makanan lokal untuk memastikan ketersediaan menu sehat di sekolah dasar dan menengah. Menu tersebut dirancang sesuai standar gizi yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan, sehingga tidak hanya enak tetapi juga bernutrisi lengkap.

Direktur Direktorat Pemberdayaan dan Partisipasi Masyarakat Badan Gizi Nasional (BGN), Tengku Syahdana, menyoroti semangat patriotisme yang melandasi lahirnya program ini. Menurutnya, sebagai seorang mantan jenderal, Presiden Prabowo sangat memahami pentingnya pertahanan diri. Hal itu dimulai dari tubuh yang sehat, dengan gizi yang cukup dan seimbang. Tubuh kuat, otak cerdas itulah tujuan program ini Pernyataan tersebut menegaskan bahwa isu gizi bukan sekadar urusan kesehatan, tetapi menyangkut ketahanan nasional dan masa depan bangsa secara menyeluruh.

Pelibatan pelaku usaha lokal dalam penyediaan makanan juga menciptakan multiplier effect terhadap ekonomi daerah. Petani, peternak, dan pelaku UMKM pangan mendapatkan akses pasar yang lebih luas, sekaligus menjadi bagian dari solusi atas masalah gizi nasional. Ini mencerminkan visi pembangunan inklusif: mengatasi stunting sembari memperkuat ketahanan pangan dan pemberdayaan ekonomi lokal.

Tentu pelaksanaan program MBG tidak luput dari tantangan. Mulai dari kesiapan infrastruktur distribusi makanan, pengawasan kualitas gizi, hingga keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan program. Namun, dengan komitmen politik yang kuat dan sinergi lintas institusi, tantangan tersebut bukanlah alasan untuk menunda. Justru tantangan ini menjadi momentum untuk memperkuat tata kelola intervensi gizi berbasis bukti.

Langkah selanjutnya adalah memperluas cakupan program secara bertahap dan berkelanjutan, dengan memastikan setiap intervensi berbasis data dan pengawasan ketat. Evaluasi rutin dan pelibatan akademisi dalam pemantauan program akan menjamin MBG berjalan sesuai tujuan awal: meningkatkan kualitas anak-anak Indonesia sejak usia dini.

Kini saatnya seluruh elemen bangsa mulai dari pemerintah, masyarakat sipil, sektor swasta, dan media, bersatu mendukung Program Makan Bergizi Gratis. Program ini bukan sekadar kebijakan populis, melainkan solusi konkret dan jangka panjang untuk mengatasi masalah gizi anak Indonesia. Dengan memastikan anak-anak kita tumbuh sehat, kuat, dan cerdas, kita sedang menanam benih masa depan bangsa yang unggul dan berdaya saing global.

(* Penulis merupakan Pemerhati Kebijakan Publik

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.