Oleh : Aksara Dwi Wijayanto *)
Momentum Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia, sejumlah daerah menyelenggarakan kegiatan pengibaran Bendera Merah Putih dengan konsep unik dan penuh makna. Di tengah maraknya simbol budaya pop yang mendominasi ruang publik, pemerintah daerah dan aparat menegaskan bahwa bendera nasional tetap menjadi lambang utama persatuan dan kedaulatan bangsa. Semangat ini menjadi cerminan tekad bersama untuk menjaga identitas nasional.
Polda Jawa Barat melaksanakan pengibaran bendera Merah Putih di ketinggian 3.078 meter di puncak Gunung Ciremai dalam rangka menyambut HUT ke-80 RI. Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat, Irjen Rudi Setiawan mengatakan bahwa kegiatan mencakup santunan, penanaman pohon, dan pembangunan shelter. Ia menyampaikan bahwa pengibaran bendera di puncak gunung bukan sekadar seremoni, melainkan pengingat bahwa kemerdekaan diraih melalui perjuangan dan pengorbanan, namun perlu juga diisi dengan hal-hal positif demi kemajuan bangsa. Kegiatan ini menunjukkan bahwa semangat kemerdakaan tidak pernah hilang.
Inisiatif ini juga mencerminkan komitmen aparat kepolisian dalam mengedepankan nilai-nilai kebangsaan di setiap momentum penting, sekaligus mendorong keterlibatan masyarakat dalam menjaga kelestarian alam. Dengan memadukan perayaan kemerdekaan dan aksi nyata peduli lingkungan, kegiatan tersebut menjadi teladan bahwa rasa cinta tanah air dapat diwujudkan melalui tindakan yang bermanfaat dan berkelanjutan. Pesan yang disampaikan pun jelas, kemerdekaan bukan hanya untuk dikenang, tetapi untuk terus dihidupi dalam bentuk kontribusi positif bagi bangsa dan negara.
Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara), Zainal Arifin Paliwang, membuka secara resmi Gerakan Pembagian Bendera Merah Putih sebagai bagian dari peringatan HUT ke-80 RI. Ia menegaskan bahwa gerakan ini tidak sekadar memeriahkan, melainkan berupaya menumbuhkan cinta Tanah Air sebagai penghormatan terhadap perjuangan para pahlawan serta penguatan semangat nasionalisme masyarakat. Sebanyak 2.049 bendera Merah Putih dibagikan kepada warga untuk dikibarkan sepanjang bulan Agustus. Masyarakat juga diimbau aktif dalam mempercantik lingkungan dengan nuansa kemerdekaan sebagai wujud partisipasi kolektif.
Pembagian ini menjadi momentum dalam merajut partisipasi publik pada peringatan kenegaraan. Ia mengajak seluruh pihak untuk menghiasi lingkungan mereka sebagai simbol komunal, memperkuat rasa kebersamaan dan patriotisme. Upaya ini selaras dengan kebijakan pemerintah pusat yang mendorong pengibaran bendera secara masif sebagai bagian dari gerakan nasional menumbuhkan rasa cinta tanah air.
Unik dan penuh simbolisme, di Pantai Batu Kuda, Tulehu, Kabupaten Maluku Tengah, Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa, menyelenggarakan pengibaran bendera Merah Putih di bawah laut. Pihaknya menyampaikan bahwa kegiatan tersebut menunjukkan bahwa semangat kemerdekaan tidak hanya dirayakan di darat saja, tetapi juga di laut, merefleksikan identitas masyarakat bahwa merah putih berkibar di seluruh penjuru negeri. Pengibaran bendera bawah laut ini tak hanya menjadi simbol perayaan kemerdekaan, tetapi juga mengukuhkan kebanggaan masyarakat Maluku sebagai garda depan kejayaan maritim Indonesia.
Kegiatan ini sekaligus mempertegas komitmen pemerintah daerah dalam menjaga dan memanfaatkan potensi kelautan sebagai bagian dari identitas nasional. Melalui pengibaran bendera di bawah laut, masyarakat diajak untuk semakin mencintai dan melestarikan laut sebagai sumber kehidupan, sembari menanamkan kesadaran bahwa kemerdekaan juga berarti menjaga kedaulatan wilayah perairan Indonesia. Aksi ini menjadi contoh nyata sinergi antara pelestarian lingkungan, penguatan nasionalisme, dan promosi kekayaan maritim kepada dunia.
Kegiatan pengibaran bendera yang dilakukan di tiga wilayah ini menjadi representasi kuat bagaimana pemerintah daerah dan pusat berupaya menjaga semangat nasionalisme di tengah perkembangan zaman. Budaya pop dengan segala daya tariknya, mulai dari tren media sosial hingga gaya busana bertema kemerdekaan, memang memberikan warna tersendiri. Namun, pemerintah menegaskan bahwa esensi kemerdekaan tetap berpusat pada simbol resmi negara.
Inisiatif tersebut juga mengirimkan pesan penting bahwa rasa cinta tanah air dapat diwujudkan dengan berbagai cara kreatif, selama tetap memegang teguh nilai-nilai dasar bangsa. Berbagai aksi tersebut menunjukkan bahwa nasionalisme tidak harus selalu hadir dalam bentuk seremonial, tetapi juga bisa melalui kegiatan yang mempererat persatuan dan kepedulian sosial. Pemerintah pusat mengapresiasi keterlibatan masyarakat luas dalam rangkaian peringatan HUT RI, karena hal ini sejalan dengan misi membangun Indonesia yang inklusif dan berkeadaban.
Berbagai inovasi dalam perayaan kemerdekaan tahun ini menegaskan bahwa Bendera Merah Putih tetap menjadi simbol abadi perjuangan dan persatuan. Di tengah gemerlapnya budaya pop, identitas nasional melalui lambang kebangsaan tidak boleh terpinggirkan. Pemerintah pusat dan daerah sejalan dalam mendorong upaya memadukan kreativitas dan patriotisme, menjadikan setiap sudut negeri sebagai kanvas pengibar bendera kebanggaan.
Di tengah semarak perayaan kemerdekaan yang dipenuhi kreativitas dan simbol budaya pop, penting untuk mengingat makna sejati Bendera Merah Putih. Merah Putih bukan hanya selembar kain, tetapi simbol perjuangan yang menyatukan bangsa di atas segala perbedaan suku, agama, bahasa, dan pandangan politik. Mari kita bersama-sama ikut merayakan kemerdekaan Indonesia dengan tetap menegakkan Bendera Indonesia.
)* Penulis Merupakan Pengamat Sosial