Jaga Kondusivitas, May Day Momentum Perkuat Sinergi Pekerja dan Dunia Usaha

oleh -1 Dilihat
oleh
banner 468x60

Oleh : Dirandra Falguni )*

Setiap tanggal 1 Mei, dunia memperingati Hari Buruh Internasional atau May Day, sebagai penghormatan atas perjuangan panjang kaum pekerja dalam memperjuangkan hak-haknya. Namun, lebih dari sekadar simbol perlawanan atau peringatan sejarah, May Day juga menjadi momentum penting untuk menata ulang sinergi antara pekerja dan dunia usaha. Di tengah tantangan global yang semakin kompleks, kerja sama erat antara buruh, pengusaha, dan pemerintah menjadi kunci bagi kemajuan industri nasional dan peningkatan kesejahteraan bersama.

banner 336x280

Pada peringatan May Day 2025, semangat sinergi ini tercermin kuat dalam berbagai inisiatif yang dilakukan di berbagai daerah di Indonesia. PT Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER), sebagai pengelola kawasan industri strategis di Jawa Timur, menyambut peringatan ini dengan penuh apresiasi. Direktur Utama PT SIER, Didik Prasetiyono, mengungkapkan bahwa May Day tahun ini bukan hanya sekadar seremoni, tetapi kesempatan untuk menegaskan kembali komitmen semua pihak terhadap peningkatan kesejahteraan pekerja serta menciptakan iklim usaha yang kondusif.

Menurutnya pekerja adalah elemen vital dalam ekosistem industri. Oleh karena itu, peningkatan kesejahteraan tenaga kerja harus terus diupayakan secara berkesinambungan, seiring dengan penciptaan iklim usaha yang sehat dan stabil.

Didik menyoroti pentingnya membangun ekosistem industri yang mampu bertahan dalam berbagai tekanan global, seperti perang dagang, fluktuasi ekonomi, dan ketidakpastian geopolitik. Ia menganalogikan situasi saat ini sebagai “badai global” yang hanya dapat dilalui jika pekerja, pengusaha, dan pemerintah bergerak dalam satu arah dan semangat.

Lebih lanjut, Didik juga menekankan bahwa menciptakan ease of doing business tidak hanya sebatas mempercepat layanan perizinan, tetapi juga memastikan kepastian hukum, mengurangi biaya ekonomi tinggi, serta menjaga stabilitas sosial. Hal ini menjadi fondasi penting untuk memperkuat daya saing nasional dan menarik investasi jangka panjang yang pada gilirannya akan membuka lebih banyak lapangan kerja.

SIER juga mengapresiasi dukungan pemerintah Provinsi Jawa Timur di bawah kepemimpinan Gubernur Khofifah Indar Parawansa yang dinilai progresif dalam membangun iklim investasi dan hubungan industrial yang harmonis. Inisiatif strategis di bidang infrastruktur dan digitalisasi pelayanan investasi menjadikan Jawa Timur sebagai simpul pertumbuhan ekonomi baru, khususnya dalam mendukung konektivitas logistik Indonesia bagian timur.

Dalam pernyataannya, Didik juga menyampaikan keprihatinannya terhadap berbagai gangguan terhadap investasi seperti pemerasan dan intimidasi yang berdampak langsung pada keberlangsungan lapangan kerja. Gangguan terhadap investasi bukan hanya merugikan perusahaan, tetapi juga mengancam nasib para pekerja. Oleh karena itu, perlindungan terhadap hak buruh harus dibarengi dengan peningkatan kinerja dan penguasaan teknologi.

SIER sendiri berkomitmen mendorong peningkatan kompetensi pekerja melalui program pelatihan, sertifikasi, hingga adopsi teknologi terkini. Dalam era transformasi digital dan kecerdasan buatan (AI), pekerja yang adaptif, terampil, dan inovatif akan menjadi pilar utama daya saing industri.

Komitmen untuk mempererat hubungan antara dunia usaha dan pekerja juga tercermin dalam aksi nyata yang dilakukan oleh PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional 4. Dalam rangka memperingati May Day 2025, Pelindo Regional 4 menyalurkan bantuan paket sembako kepada para buruh di wilayah Sulawesi Selatan melalui kerja sama dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Sulsel.

Executive Director Pelindo Regional 4, Abdul Azis, menuturkan bahwa kegiatan ini adalah bentuk kepedulian perusahaan terhadap para pekerja yang selama ini menjadi tulang punggung aktivitas pelabuhan dan logistik. Melalui bantuan ini, pihaknya ingin berbagi dan mempererat hubungan dengan seluruh insan pekerja, khususnya di wilayah Sulawesi Selatan.
Bantuan yang diberikan berupa kebutuhan pokok seperti beras, minyak goreng, gula, dan mie instan, bertujuan untuk sedikit meringankan beban ekonomi buruh di tengah kondisi sosial ekonomi yang masih menantang. Program ini merupakan bagian dari Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Pelindo, yang secara berkelanjutan mendukung pemberdayaan masyarakat di berbagai wilayah operasionalnya.

Langkah konkret Pelindo ini pun mendapatkan apresiasi dari pemerintah daerah. Kepala Bidang Hubungan Industrial dan Jamsos Disnakertrans Sulsel, Raodah, menyatakan bahwa sinergi antara dunia usaha dan pemerintah sangat penting dalam membangun ekosistem ketenagakerjaan yang berkeadilan. Menurutnya, perhatian terhadap buruh bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga tanggung jawab sosial perusahaan.

Di Makassar, semangat sinergi juga digaungkan oleh Wali Kota Munafri Arifuddin. Dalam pertemuannya dengan perwakilan Lembaga Tripartit dan panitia May Day 2025, Munafri menyampaikan bahwa pemerintah kota terbuka untuk berdialog dan siap memperjuangkan hak-hak pekerja. Ia mengajak semua pihak, baik buruh maupun pengusaha, untuk menjaga stabilitas dan kondusivitas kota menjelang peringatan May Day.

Ia menegaskan permasalahan buruh bukan hanya muncul saat peringatan, tetapi berlangsung sepanjang tahun. Oleh karena itu, komunikasi yang baik antara serikat pekerja, pengusaha, dan pemerintah sangat dibutuhkan untuk mencari solusi yang berkeadilan.

Munafri juga mendorong agar pertemuan rutin digelar secara intensif, tidak hanya menjelang 1 Mei. Dengan begitu, isu-isu ketenagakerjaan bisa ditangani lebih cepat dan mencegah potensi konflik sejak dini.

Peringatan May Day 2025 menjadi cermin bahwa semangat memperjuangkan hak pekerja kini telah bertransformasi menjadi semangat membangun kolaborasi yang sehat antara pekerja dan dunia usaha. Tak lagi diwarnai benturan kepentingan, tetapi diisi dengan inisiatif bersama untuk saling menguatkan dalam menghadapi tantangan global.

Kesejahteraan pekerja, kelangsungan investasi, dan pertumbuhan industri bukanlah tujuan yang saling bertolak belakang. Justru, ketiganya adalah mata rantai yang saling terkait dalam mewujudkan masa depan ekonomi Indonesia yang berkeadilan, inklusif, dan berkelanjutan.

)* Kontributor Lembaga Studi Informasi Strategis Indonesia

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.