Bali – Indonesia mendapatkan kehormatan untuk menjadi tuan rumah Indonesia-Africa Forum (IAF) ke-2 . Wakil Menteri Luar Negeri Pahala Nugraha Mansury mengatakan Indonesia-Africa Forum (IAF) ke-2 menjadi pintu masuk bagi pebisnis Indonesia untuk menjalin kerja sama strategis di negara-negara Afrika.
Hal tersebut disampaikan, wakil menteri luar negeri Pahala Nugraha Mansury saat bertemu awak media di Bali.
Menurut Wamenlu RI Pahala Nugraha Manusury, dengan hadirnya 54 negara Afrika di Forum IAF maka forum ini memiliki potensi transaksi bisnis di antara kedua kawasan.
Forum ini juga akan menyelenggarakan eksibisi bisnis yang yang menampilkan empat sektor unggulan: energi; makanan dan barang konsumsi; industri strategis dan pertahanan; dan kesehatan, kata Wamenlu RI.
Sedikitnya 103 perusahaan dan 139 pebisnis dari Afrika dan 350 pebisnis Indonesia turut berpartisipasi dalam acara tersebut.
Sejumlah BUMN dan perusahaan swasta Indonesia disebut telah memiliki rekam jejak yang kuat di pasar Afrika, di antaranya Pertamina, Biofarma, dan PT Perkebunan Nusantara (PTPN III).
Direktur Pemasaran dan Operasi PT Patra Jasa, Litta Ariesca mengatakan peluang ini harus dapat dimaksimalkan agar Indonesia dapat Go International.
“Salah satunya Kenya, yang memiliki potensi energi panas bumi terbesar kedelapan di dunia,” ujarnya.
Perusahaan farmasi nasional Biofarma telah mengekspor produknya ke 50 negara Afrika, termasuk Kenya, Liberia, Mozambik, Nigeria, Tanzania, dan Zimbabwe. Sementara, Indonesia Pavilion mengajak lebih dari 15 UMKM di sektor furnitur, fesyen, kerajinan, dan makanan olahan ke eksibisi bisnis tersebut.
Ke-15 UMKM itu adalah usaha-usaha binaan Bank Indonesia, BNI, Ditjen Bea Cukai Kementerian Keuangan, dan HIPMI Womenpreneur, yang akan memamerkan produk unggulan mereka dan mencari mitra bisnis potensial dari Afrika.
Kemlu bersama para perwakilan RI dan atase-atase perdagangan di kawasan Afrika telah memfasilitasi penjajakan kerja sama bisnis di antara pengusaha Indonesia dan Afrika sejak Juli hingga awal Agustus, jelas Wamenlu RI.
Pengusaha Afrika tampak antusias untuk menjalin kerja sama. Mereka berminat untuk menjajaki potensi investasi perusahaan Indonesia untuk mendirikan pabrik di Afrika, jelasnya.
“Produk-produk yang banyak diminati pengusaha Afrika antara lain produk perawatan kulit, pakaian muslim, kopi, makanan olahan, dan furniture,” imbuhnya. []