Indonesia dan Perancis Perkuat Kerjasama Strategis Alutsista

oleh -2 Dilihat
oleh
banner 468x60

Jakarta – Pemerintah Indonesia dan Perancis dijadwalkan meresmikan kerja sama strategis dalam bidang alat utama sistem senjata (alutsista). Kerja sama ini menjadi tonggak penting dalam penguatan hubungan bilateral kedua negara, khususnya di sektor pertahanan dan industri militer.

Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Prancis Emmanuel Macron dipastikan menandatangani Letter of Intent (LoI) sebagai langkah awal penguatan kerja sama pertahanan antara kedua negara.

banner 336x280

Anggota Komisi I DPR, Amelia Anggraini mengatakan, kerja sama pertahanan yang diteken antara Indonesia dan Perancis menjadi langkah penting untuk modernisasi pertahanan nasional.

Kerja sama Indonesia dan Perancis meliputi pembelian alutsista strategis seperti jet tempur Rafale buatan Dassault Aviation dan kapal selam Scorpene buatan Naval Group. Kerja sama ini ditandatangani saat Presiden Prancis Emmanuel Macron berkunjung ke Indonesia dan bertemu Presiden RI Prabowo Subianto.

“Komisi I DPR RI akan terus mengawal dan memberi masukan atas setiap rencana strategis kerja sama Indonesia–Perancis, agar sejalan dengan kepentingan nasional,” kata Amelia.

Amelia menegaskan, kerja sama pertahanan harus mengedepankan transparansi dan akuntabilitas sehingga transfer teknologi dapat bermanfaat untuk membangun kapasitas sumber daya manusia.

Selain itu, Amelia menilai kunjungan Macron ke Indonesia menunjukkan kemitraan strategis Indonesia-Perancis yang menguat. Kunjungan ini tidak hanya menunjukkan kuatnya hubungan pertahanan, melainkan juga hubungan di sektor pendidikan dan kerja sama antarparlemen.

Amelia menilai agenda kunjungan Macron ke Universitas Negeri Jakarta dan Akademi Militer Magelang menjadi hal yang positif bagi generasi muda. Pihaknya berharap kunjungan ini dapat memulai aliansi strategis jangka panjang yang saling menguntungkan.

“Hal ini menunjukkan kerja sama tidak berhenti pada aspek militer semata, tetapi juga meluas pada ranah kebudayaan, pendidikan, dan diplomasi publik,” kata Amelia.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan bahwa penandatanganan antara pemerintah Indonesia dan Prancis tersebut dijadwalkan berlangsung pada 28 Mei 2025, bersama dengan para menteri terkait lainnya.

Kerja sama ini akan difokuskan pada pengembangan sektor pertahanan, khususnya dalam pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) buatan Prancis.

“Intinya adalah kita akan kembangkan kerjasama di bidang pertahanan antara Indonesia dan Perancis, khususnya untuk alutsista Perancis. Itu pesawat tempur dan juga kapal selam,” jelas Sjafrie.

Selain penandatanganan LoI, agenda kunjungan juga mencakup peninjauan laboratorium bahasa Prancis, tempat para personel TNI, baik perwira maupun bintara mempersiapkan diri sebelum menjalani pendidikan atau pelatihan di Perancis.

“Macron akan berkunjung melihat laboratorium bahasa Prancis, di mana para prajurit-prajurit TNI, perwira dan juga ada bintara yang akan berangkat ke Perancis. Itu sudah mahir untuk berbahasa Perancis,” kata Sjafrie.

Kerja sama strategis ini diharapkan dapat memperkuat kapasitas pertahanan nasional Indonesia melalui transfer teknologi dan peningkatan kemampuan sumber daya manusia militer. Hal tersebut juga diharapkan akan memperkuat posisi Indonesia dalam menjaga kedaulatan wilayah serta meningkatkan profesionalisme dan modernisasi TNI di tengah dinamika geopolitik kawasan.

Langkah ini sekaligus mencerminkan upaya Indonesia untuk mengurangi ketergantungan pada satu sumber alutsista dan memperluas kemitraan strategis dengan negara-negara maju dalam rangka memperkuat postur pertahanan nasional.

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.