Gelorakan Bangga Merah Putih di Tengah Derasnya Arus Globalisasi Visual

oleh -1 Dilihat
oleh
banner 468x60

JAKARTA – Sangat penting bagi seluruh generasi muda Indonesia untuk senantiasa menggelorakan rasa bangga terhadap Merah Putih di tengah derasnya arus globalisasi visual belakangan ini. Menjelang peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80, terdapat fenomena pengibaran bendera bajak laut dari serial anime One Piece muncul di sejumlah wilayah. Tren visual global tersebut kemudian menimbulkan pro dan kontra, terutama terkait bagaimana posisi simbol negara dalam ruang ekspresi para generasi muda.

Menanggapi hal itu, Wakil Menteri Ketenagakerjaan, Immanuel Ebenezer Gerungan, menilai bahwa tren tersebut sebagai bentuk aspirasi dari masyarakat yang patut untuk didengar, bukan justru dimatikan.

banner 336x280

“Yang mereka lakukan itu bukan pemberontakan. Mereka hanya ingin didengar. Sama seperti di One Piece, banyak karakter memberontak bukan karena benci, tapi karena kecewa dan ingin perubahan,” katanya di Jakarta.

Menurut Immanuel, Merah Putih sejatinya adalah lambang sakral negara yang sama sekali tidak boleh tergantikan oleh simbol lain dalam bentuk apapun, termasuk simbol hiburan populer seperti anime One Piece. Pentingnya peran negara dalam memahami konteks sosial anak muda di jaman sekarang.

“Kalau anak-anak muda merasa nilai-nilai itu tidak ada dalam kehidupan nyata, itu artinya kita harus evaluasi cara kita hadir. Energi mereka jangan dimatikan, tapi diarahkan ke hal positif,” imbuhnya.

Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, juga menyampaikan pandangan serupa. Selama pengibaran bendera One Piece dilakukan sebagai ekspresi komunitas dan tidak membenturkan dengan simbol negara, hal tersebut masih dalam batas wajar.

“Kalau sebagai bentuk ekspresi, it’s okay. Tapi jangan dipertentangkan dengan Merah Putih. Kita ini anak bangsa, dan Merah Putih itu satu-satunya,” ujar Prasetyo.

Prasetyo menegaskan tidak ada razia simbol budaya populer, namun pemerintah akan tegas terhadap upaya provokasi yang menyimpang dan juga mengajak seluruh masyarakat memaknai Agustus sebagai bulan yang sakral.

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menyampaikan bahwa ekspresi warga tetap sah selama Bendera Merah Putih dikibarkan di posisi tertinggi.

“Yang terpenting adalah setiap orang itu mencintai Indonesia, memasang Bendera Merah Putih itu paling atas,” ucapnya.

Di tengah arus globalisasi visual, penguatan nilai nasionalisme melalui Merah Putih harus tetap menjadi landasan yang tak tergantikan. Momentum kemerdekaan menjadi panggilan untuk menguatkan identitas bangsa. (*)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.