Oleh: Indriani Nova )*
Danantara sebagai entitas bisnis nasional terus menunjukkan geliat dan keseriusannya dalam menjawab tantangan pembangunan dengan menggarap sejumlah peluang melalui proyek-proyek strategis. Keberadaan Danantara tidak hanya menjadi simbol komitmen terhadap pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, tetapi juga representasi dari transformasi model bisnis yang adaptif dan berbasis nilai tambah jangka panjang.
Melalui keterlibatannya di berbagai sektor prioritas, Danantara berusaha membangun ekosistem usaha yang tidak hanya profitabel secara korporasi, tetapi juga memberikan dampak luas bagi masyarakat dan negara. Chief Executive Officer (CEO) Danantara Indonesia, Rosan mengatakan pihaknya mempercayai bahwa kemitraan ini lebih dari sekadar keselarasan finansial, yang mana ini merupakan komitmen bersama untuk membentuk ulang lanskap ekonomi di kawasan Asia.
Langkah progresif Danantara dalam menjajaki peluang bisnis dibuktikan dengan keterlibatannya dalam berbagai proyek strategis nasional, mulai dari sektor energi baru dan terbarukan, pengembangan kawasan industri, hingga digitalisasi layanan publik dan komersial. Setiap proyek yang digarap tidak sekadar berorientasi pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga memperhatikan aspek sosial dan lingkungan. Pendekatan ini mencerminkan visi Danantara untuk menjadi perusahaan yang bukan hanya kuat dari sisi finansial, namun juga berkelanjutan dalam setiap proses bisnisnya.
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara memiliki peran sangat strategis. Danantara, telah mengonsolidasikan lebih dari 800 BUMN, artinya selain berfungsi sebagai pemegang saham BUMN tetapi juga bisa berinvestasi.
Adapun, dalam sektor industri, Danantara terlibat dalam pengembangan kawasan industri terpadu yang mengedepankan prinsip keberlanjutan dan kemandirian lokal. Dengan menggandeng berbagai mitra strategis, Danantara berupaya menciptakan kawasan industri yang tidak hanya menjadi pusat produksi, tetapi juga pusat inovasi dan pemberdayaan masyarakat.
Kawasan-kawasan ini dirancang untuk terhubung dengan rantai pasok nasional dan global, serta dilengkapi dengan infrastruktur pendukung seperti pelabuhan, jalan logistik, dan sistem manajemen limbah modern. Dengan pendekatan holistik ini, kawasan industri yang dikembangkan Danantara diharapkan menjadi magnet investasi sekaligus motor penggerak pertumbuhan ekonomi di wilayahnya.
Danantara juga kemungkinan menjajaki penyuntikan dana ke proyek strategis pengembangan Pabrik Klor Alkali-Etilen Diklorida. Pabrik tersebut digarap oleh PT Chandra Asri Pacific Tbk atau yang santer dikenal sebagai Chandra Asri Group. Danantara bakal melakukan penjajakan sebagai investor strategis baru ke proyek tersebut bersama dengan Lembaga Pengelola Investasi atau Indonesia Investment Authority (INA).
Kemitraan ini bertujuan untuk meningkatkan produksi soda kaustik dan etilen diklorida sebagai bahan kimia input utama untuk industri hilir, termasuk pemrosesan nikel yang akan mendorong dan mendukung swasembada hilir dan industri Indonesia secara keseluruhan. Chief Information Officer (CIO) Danantara Indonesia, Pandu Sjahrir mengatakan hilirisasi merupakan inti dari transformasi ekonomi Indonesia dan menawarkan peluang besar bagi investor yang berwawasan ke depan. Sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional, kolaborasi ini mendukung industri yang dapat ditingkatkan skalanya dan mengurangi impor dengan potensi pertumbuhan jangka panjang.
Danantara juga menunjukkan komitmennya dalam sektor agribisnis dan ketahanan pangan. Perusahaan ini menjajaki peluang pengelolaan kawasan pangan terpadu yang dirancang untuk mendukung kemandirian pangan nasional. Melalui pendekatan modern dan berbasis teknologi, Danantara mengembangkan sistem pertanian presisi yang mampu meningkatkan produktivitas tanpa merusak lingkungan. Selain itu, kerja sama dengan komunitas petani lokal menjadi kunci dalam memastikan keberlanjutan proyek dan distribusi manfaat yang merata.
Dalam semua proyek strategis yang dijalankan, Danantara mengedepankan model kemitraan multipihak. Pendekatan kolaboratif ini menjadi landasan utama untuk memastikan bahwa setiap proyek dapat berjalan dengan optimal dan memberi manfaat luas. Kolaborasi dilakukan tidak hanya dengan pemerintah pusat dan daerah, tetapi juga dengan badan usaha milik negara, sektor swasta, komunitas lokal, dan institusi keuangan. Sinergi ini memperkuat daya ungkit proyek, mempercepat eksekusi di lapangan, serta meningkatkan kualitas hasil akhir yang diharapkan.
Untuk mendukung seluruh inisiatif tersebut, Danantara juga terus memperkuat kapasitas internal dan tata kelola perusahaannya. Transformasi organisasi dilakukan melalui pembaruan sistem manajemen, peningkatan kompetensi sumber daya manusia, serta adopsi teknologi terkini dalam proses operasional.
Di tengah lanskap ekonomi nasional yang terus berkembang dan kompetisi global yang makin kompleks, langkah Danantara untuk terus menjajaki peluang bisnis melalui proyek strategis menunjukkan komitmen kuat terhadap pembangunan nasional yang inklusif dan berkelanjutan. Dengan menggarap sektor-sektor yang bersinggungan langsung dengan kepentingan publik dan masa depan bangsa, Danantara tidak hanya memperkuat posisi bisnisnya, tetapi juga menjadi bagian dari solusi atas berbagai tantangan struktural yang dihadapi Indonesia.
Ke depan, Danantara diperkirakan akan terus memperluas cakupan proyek strategisnya, sejalan dengan arah kebijakan pembangunan nasional dan kebutuhan pasar yang dinamis. Perusahaan ini akan tetap konsisten menjalankan perannya sebagai motor penggerak transformasi ekonomi, dengan semangat inovasi, kolaborasi, dan keberlanjutan. Dengan demikian, kontribusi Danantara tidak hanya diukur dari nilai investasi atau laba korporasi, melainkan juga dari seberapa besar dampak positif yang dapat dirasakan oleh masyarakat luas dan generasi mendatang.
)* Penulis adalah jurnalis ekonomi di PT SCE Investama Tbk
