Danantara Dorong Merger BUMN Karya Wujudkan Efisiensi Nasional

oleh -1 Dilihat
oleh
banner 468x60

Oleh : Lailani Fitriani )*

Langkah strategis Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) untuk mendorong konsolidasi perusahaan BUMN Karya mencerminkan komitmen kuat pemerintah dalam menata ulang sektor konstruksi nasional. Arah kebijakan ini tak hanya bertujuan merampingkan struktur kelembagaan badan usaha milik negara, tetapi juga mengarah pada penguatan daya saing, efisiensi operasional, dan fokus bisnis yang lebih tajam. Jika sebelumnya terdapat tujuh entitas BUMN konstruksi dengan cakupan pekerjaan yang kerap tumpang tindih, maka pasca-merger, akan terbentuk tiga klaster utama dengan spesialisasi tersendiri. Hal ini membuka jalan bagi terciptanya sinergi, efisiensi anggaran, serta penguatan kapasitas perusahaan pelat merah dalam menghadapi tantangan industri yang semakin kompetitif.

banner 336x280

Proses merger yang tengah berlangsung di bawah kendali Danantara menunjukkan keseriusan dan ketegasan dalam melakukan transformasi struktural BUMN Karya. Menurut Chief Operating Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria, penggabungan ini merupakan prioritas kerja yang ditargetkan rampung pada semester kedua tahun 2025. Konsolidasi dilakukan dengan pendekatan multi-strategis, yang tidak hanya menyatukan perusahaan sejenis, namun juga mengelompokkan anak usaha yang selama ini tidak berkontribusi secara langsung terhadap bisnis inti sebagai kontraktor. Artinya, reformasi yang dilakukan bukan sekadar perubahan bentuk legal atau administratif, melainkan sebuah langkah fundamental untuk membentuk ekosistem BUMN yang lebih sehat, efisien, dan berkelanjutan.

Salah satu aspek penting dari rencana ini adalah penyederhanaan fungsi dan penguatan peran inti BUMN Karya. Fokus utama akan diarahkan kepada aktivitas kontraktor murni, sementara lini usaha yang berada di luar bidang tersebut akan dikonsolidasikan ke dalam unit-unit tersendiri agar tidak menjadi beban dalam struktur manajemen perusahaan induk. Praktik bisnis sebelumnya yang membiarkan anak usaha berkembang tanpa kontrol yang ketat telah menjadi salah satu sumber permasalahan finansial dan tata kelola. Dengan adanya restrukturisasi ini, perusahaan BUMN Karya diharapkan dapat beroperasi lebih ramping, akuntabel, dan terarah.

Langkah Danantara dalam menunjuk konsultan khusus untuk mengawal proses integrasi juga menegaskan bahwa kebijakan ini dirancang secara matang dan sistematis. Sekretaris Perusahaan WIKA, Ngatemin, menyatakan bahwa proses evaluasi internal telah dimulai dengan fokus pada perbaikan tata kelola dan sistem manajemen perusahaan. Diskusi berkala antara konsultan dan perwakilan dari BUMN Karya menjadi wujud nyata dari keterlibatan aktif seluruh pihak yang berkepentingan. Dengan begitu, risiko-risiko yang mungkin muncul selama masa transisi dapat diantisipasi sejak dini, serta memastikan bahwa hasil akhir benar-benar menghasilkan entitas yang sehat dan berdaya saing.

Dukungan terhadap rencana merger ini juga datang dari pemangku kepentingan lainnya, termasuk Kementerian BUMN yang sejak awal telah menggagas ide konsolidasi sebagai upaya penyelamatan dan revitalisasi sektor konstruksi pelat merah. Pemerintah menyadari bahwa dalam menghadapi tantangan pembangunan nasional yang kian kompleks, dibutuhkan BUMN yang kuat, profesional, dan memiliki kapasitas finansial serta manajerial yang mumpuni. Dalam konteks pembangunan infrastruktur besar-besaran (baik di Ibu Kota Nusantara/IKN, konektivitas antarwilayah, maupun fasilitas publik lainnya) peran BUMN Karya yang solid menjadi sangat vital.

Lebih dari sekadar efisiensi struktural, merger ini juga menjadi simbol pergeseran paradigma dalam pengelolaan BUMN. Era di mana perusahaan negara menjalankan bisnis dengan beban operasional tinggi dan output rendah harus ditinggalkan. Merger menjadi titik balik menuju BUMN yang lebih adaptif terhadap perubahan pasar, inovatif dalam layanan, dan kompetitif secara regional maupun global. Dengan penyederhanaan ini, perusahaan hasil merger diharapkan memiliki struktur permodalan yang lebih kuat, akses pendanaan yang lebih mudah, serta fleksibilitas dalam melakukan ekspansi usaha secara sehat.

Rencana ini juga sejalan dengan agenda besar reformasi BUMN yang telah dicanangkan oleh pemerintah. Konsolidasi bukanlah akhir, melainkan awal dari babak baru transformasi BUMN secara menyeluruh. Bahkan, Dony Oskaria mengungkapkan bahwa selain sektor konstruksi, Danantara juga tengah mempersiapkan konsolidasi di sektor lain seperti pupuk, rumah sakit, hotel, dan kawasan industri. Salah satu contohnya adalah PT Pupuk Indonesia yang diproyeksikan menjadi entitas tangguh dalam mendukung program swasembada pangan nasional. Ini menandakan bahwa langkah Danantara memiliki skala yang luas dan strategis dalam jangka panjang.

Dengan semua proses yang sedang berjalan, publik patut menaruh harapan bahwa transformasi BUMN Karya melalui merger ini akan membawa dampak positif bagi efisiensi nasional. Langkah yang diambil Danantara bukan hanya menyelamatkan perusahaan dari risiko finansial, tetapi juga mengangkat kembali peran strategis BUMN dalam pembangunan ekonomi nasional. Ketika BUMN Karya mampu menjalankan tugasnya dengan lebih baik, maka pembangunan infrastruktur yang menjadi fondasi pertumbuhan jangka panjang akan lebih cepat dan tepat sasaran. Di tengah tantangan global dan kebutuhan pembangunan dalam negeri yang mendesak, langkah efisiensi melalui merger BUMN Karya ini adalah pilihan tepat dan harus terus dikawal hingga tuntas.

)* Penulis adalah Pemerhati Ekonomi dan Pembangunan

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.