JOGJA – Wilayah DIY yang tengah bersiap menyambut libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), juga harus mewaspadai ancaman bencana hidrometeorologi berupa hujan deras, angin kencang dan gelombang tinggi. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, Noviar Rahmad mengungkapkan terdapat potensi bencana yang mengintai di tengah keramaian wisatawan di libur Nataru nanti.
“Kami memperkirakan akan ada sekitar 9,4 juta pengunjung yang datang ke DIY selama masa libur Nataru ini. Jumlah pengunjung yang sangat signifikan ini tentu saja meningkatkan risiko terjadinya korban jika sewaktu-waktu terjadi bencana,” katanya, Selasa (17/12/2024).
Mengingat potensi ancaman tersebut, BPBD DIY mendorong pendirian posko Nataru yang melibatkan seluruh pihak terkait. Posko ini diharapkan dapat berfungsi sebagai pusat koordinasi dan informasi, serta tempat evakuasi jika terjadi bencana.
“Posko Nataru akan menjadi garda terdepan dalam upaya melindungi masyarakat dari bencana. Dengan adanya posko, kita bisa lebih cepat merespon setiap kejadian darurat dan memberikan bantuan yang dibutuhkan,” ujarnya.
Selain pendirian posko, Noviar juga menekankan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat. Masyarakat diimbau untuk selalu mengikuti perkembangan informasi cuaca, serta menyiapkan perlengkapan darurat seperti senter, radio, obat-obatan, dan makanan non-awet.
“Masyarakat harus selalu waspada dan siap menghadapi segala kemungkinan. Dengan meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan, kita bisa meminimalisir dampak buruk dari bencana,” katanya.
Untuk memastikan keberhasilan upaya mitigasi bencana, BPBD DIY akan terus menjalin koordinasi dengan berbagai pihak terkait, seperti pemerintah daerah, TNI, Polri, serta organisasi kemasyarakatan.
“Koordinasi yang baik sangat penting untuk memastikan semua pihak bergerak secara sinergis. Dengan bekerja sama, kita bisa menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi masyarakat, terutama selama masa libur Nataru,” pungkas dia.