Air Bersih untuk Papua, Bukti Kehadiran Negara dari Pegunungan Hingga Pesisir

oleh -1 Dilihat
oleh
banner 468x60

Oleh: Ruben Wanimbo *)

Di seluruh penjuru Papua, dari dataran tinggi hingga pesisir, upaya pemerintah untuk menyediakan air bersih terus dilakukan. Di wilayah dengan bentang alam yang menantang dan akses infrastruktur terbatas, kehadiran air bersih adalah wujud nyata perhatian negara terhadap hak dasar warganya. Tidak sekadar memenuhi kebutuhan sehari-hari, air bersih juga bermanfaat bagi kesehatan, kualitas hidup, dan masa depan yang lebih layak.

banner 336x280

Di Papua Selatan, tepatnya Distrik Kombut, Kabupaten Boven Digoel, Satgas Pamtas Yonif 111/KB bersama Tim Relawan Rumah Zakat memulai perbaikan saluran air bersih umum yang rusak. Komandan Satgas, Letkol Inf. Agus Satrio Wibowo, menjelaskan bahwa pekerjaan ini mencakup penggantian mesin air yang lama tidak berfungsi, serta pemasangan pipa baru di sejumlah titik kampung. Menurut Danpos Kombut, Lettu Inf. Dimas Putranto Irawan, keterlibatan warga dalam proses ini menjadi kunci keberhasilan. Bagi masyarakat pedalaman, fasilitas ini akan mengurangi beban yang selama ini harus ditanggung untuk mendapatkan air layak.

Di pesisir utara Papua, langkah serupa hadir di Kampung Asei Besar, Distrik Sentani Timur, Jayapura. Kepolisian Daerah Papua meresmikan fasilitas penampungan air bersih yang diinisiasi sebagai bagian dari program sosial Polri. Karo Logistik Polda Papua, Kombes Pol Agus Setiawan, menyampaikan bahwa tujuan utama fasilitas ini adalah memberi kemudahan akses air bersih dalam jangka panjang. Pesan Kapolda Papua yang disampaikannya menekankan pentingnya menjaga fasilitas ini agar manfaatnya berkelanjutan. Di wilayah yang sebagian besar mengandalkan danau dan sungai, keberadaan penampungan yang aman dan higienis adalah langkah besar dalam pencegahan penyakit.

Di Kabupaten Merauke, program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Ke-125 Kodim 1707/Merauke menghadirkan solusi melalui pengeboran sumur. Komandan SSK TMMD, Letda Inf. Mansur Rambe, mengisahkan bagaimana personel TNI dan warga bekerja sama di bawah terik matahari untuk menemukan sumber air bersih. Semangat gotong royong ini menjadi pengingat bahwa keberhasilan pembangunan bukan hanya soal kebijakan, tetapi juga kemauan bersama untuk mewujudkan perubahan.

Upaya pemenuhan air bersih juga hadir di wilayah perbatasan seperti Kabupaten Keerom. Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Cendrawasih, Helim Rumbiak, memimpin pemasangan alat penyaringan berbasis teknologi Reverse Osmosis (RO) di Kampung Bibiosi. Program yang didukung Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi ini lahir dari temuan survei bahwa air sumur di kampung tersebut tidak memenuhi syarat kesehatan. Mengandung sedimen, lumpur, bahkan bakteri E. coli, air tersebut berisiko menyebabkan diare dan penyakit kulit, terutama pada anak-anak dan ibu hamil.

Penerapan teknologi RO menjadi solusi pemurnian air yang aman diminum. Masyarakat setempat dilatih mengoperasikan dan merawat alat, sekaligus diberi pemahaman tentang pentingnya menjaga kualitas air. Kepala Kampung Bibiosi, Jonnie Koolang, berharap alat ini dapat bekerja optimal sehingga warga tidak lagi bergantung sepenuhnya pada air galon yang harus dibeli dan diangkut dari jarak jauh. Jika efektif, rencana pengadaan alat serupa akan dibahas dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan kampung agar dibiayai melalui dana desa.

Kebijakan pemerintah terkait penyediaan air bersih di Papua tidak berhenti pada satu wilayah saja. Di beberapa kabupaten di Papua Barat dan Papua Pegunungan, proyek jaringan pipa air dan penampungan berbasis gravitasi mulai dibangun, memanfaatkan sumber air dari pegunungan yang selama ini belum terkelola. Di pesisir selatan, teknologi penyaringan air payau mulai diterapkan untuk mengatasi tantangan daerah yang dekat dengan muara dan rawan intrusi air laut. Semua ini adalah bagian dari strategi menyeluruh yang menyesuaikan solusi dengan karakteristik wilayah.

Konsistensi ini menunjukkan bahwa negara tidak membiarkan masyarakat Papua berjalan sendiri dalam memenuhi kebutuhan dasar. Setiap program yang dilaksanakan, baik melalui TNI, Polri, kementerian terkait, pemerintah daerah, perguruan tinggi, maupun relawan, menegaskan bahwa kolaborasi adalah kunci keberhasilan. Infrastruktur air bersih yang dibangun juga memberi dampak berantai, yaitu kesehatan masyarakat membaik, produktivitas meningkat, dan anak-anak dapat tumbuh dalam lingkungan yang lebih layak.

Air bersih kini menjadi simbol kemajuan yang merata di Papua. Di daerah pegunungan, pipa dan bak penampung mengalirkan air jernih ke rumah-rumah warga. Di wilayah pesisir, sistem penyaringan memastikan air bebas dari kontaminasi. Di pedalaman, sumur-sumur baru menghadirkan sumber kehidupan yang sebelumnya sulit dijangkau. Semua ini adalah bukti bahwa pembangunan tidak lagi terpusat, melainkan hadir hingga ke titik terjauh.

Tantangan memang masih ada, seperti menjaga fasilitas tetap berfungsi optimal, memastikan ketersediaan suku cadang di daerah terpencil, dan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memelihara kebersihan sumber air. Namun, keberhasilan yang sudah terlihat hari ini adalah pijakan yang kokoh untuk melangkah lebih jauh.

Dari ujung barat di Teluk Bintuni hingga ujung timur di Merauke, dari lembah-lembah Pegunungan Tengah hingga pesisir Sentani, air bersih mengalir sebagai tanda bahwa Papua sedang bergerak menuju masa depan yang lebih sehat dan sejahtera. Bukan sekadar proyek pembangunan, ini adalah cerminan komitmen negara bahwa setiap tetes air adalah hak yang harus dinikmati semua warga, tanpa terkecuali.

*) Pemerhati Kebijakan Publik/ Aktivis Sosial

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.