Pemerintah Tancap Gas Bangun 66 Rumah Sakit, Bukti Nyata Kepedulian pada Rakyat

oleh -1 Dilihat
oleh
banner 468x60

Oleh: Wibawa Mukti

Kehadiran infrastruktur medis yang merata menjadi fondasi utama dalam mewujudkan masyarakat sehat dan bangsa yang tangguh. Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto telah menunjukkan langkah nyata yakni dengan mempercepat pembangunan 66 rumah sakit baru hanya dalam dua tahun. Ini merupakan pembangunan yang sangat cepat karena tidak seperti yang semula direncanakan yakni 5 rumah sakit. Langkah tersebut merupakan suatu gebrakan yang menunjukkan prioritas pemerintah terhadap pelayanan kesehatan nasional.

banner 336x280

Pemerataan akses layanan kesehatan menjadi salah satu program prioritas utama pemerintah di tengah dinamika perkembangan sosial dan ekonomi yang semakin kompleks. Salah satu langkah konkret yang diambil adalah percepatan pembangunan rumah sakit baru di berbagai wilayah, terutama di daerah-daerah yang selama ini masih minim fasilitas kesehatan. Upaya ini diharapkan mampu menyeimbangkan kualitas layanan medis di seluruh Indonesia, sekaligus meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara keseluruhan.

Pembangunan rumah sakit di daerah yang memiliki keterbatasan akan meningkatkan aksesibilitas layanan kesehatan bagi masyarakat yang membutuhkan dan membantu masyarakat dalam meningkatkan kualitas kesehatan serta mengurangi angka kematian. Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mengatakan bahwa dari target 66 rumah sakit, sebanyak 32 rumah sakit akan dibangun tahun ini. Dengan 16 di antaranya sudah memasuki tahap groundbreaking dan sisanya siap menyusul tahun depan. Realokasi anggaran pun telah disetujui tanpa menambah alokasi baru hanya demi efisiensi dan percepatan pelaksanaan.

Pemerintah saat ini tengah fokus membangun infrastruktur kesehatan di daerah-daerah 3T (terpencil, terdepan, tertinggal). Dengan mempertimbangkan karakteristik tersebut, pemerintah menentukan daerah yang akan dilakukan pembangunan. Misalnya di Kubu Raya, pembangunan RSUD diharapkan selesai tahun ini agar segera beroperasi awal tahun depan. Selain itu, 32 rumah sakit tipe C direncanakan rampung pada 2025 dan akan bertambah 34 lagi tahun 2026.

Kualitas dari pembangunan ini dapat dilihat dari groundbreaking pembangunan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Kemenkes di Pekanbaru. Rumah sakit ini menjadi simbol kapabilitas pelayanan modern dengan fasilitas canggih seperti PET scan, robotik surgery, hingga kemoterapi dan transplantasi. Dengan begitu pembangunan rumah sakit baru diharapkan dapat menjadi rujukan kelas regional dan mencegah bocornya devisa hingga puluhan triliun rupiah.

Wakil Menteri Kesehatan, Prof. Dante Saksono Harbuwono, menyatakan bahwa infrastruktur kesehatan yang berkualitas di daerah merupakan penghidup harapan bagi masyarakat. Salah satu contohnya adalah peningkatan status RSUD Bengkulu Tengah dari tipe D ke tipe C, yang kini dilengkapi dengan tenaga medis spesialis dan fasilitas ICU. Langkah ini tidak hanya bertujuan membangun gedung yang megah, tetapi juga menghadirkan layanan kesehatan yang nyata dan merata bagi rakyat. Prof. Dante menekankan bahwa pembangunan infrastruktur kesehatan harus menjadi wujud pengabdian, bukan sekadar simbol prestise, dengan menghadirkan keadilan akses serta secara langsung mendorong peningkatan kualitas hidup masyarakat.

Hal senada juga disampaikan oleh Direktur Jenderal Kesehatan Lanjutan, Azhar Jaya. Menurutnya membangun 32 rumah sakit di Daerah Terpencil, Perbatasan, dan Kepulauan (DTPK) dalam satu tahun merupakan gebrakan sejarah. Dengan anggaran optimal dan tenaga kesehatan terprogram melalui beasiswa dan penugasan. Azhar meyakini pemerataan layanan kesehatan akan benar-benar dirasakan oleh masyarakat.

Terdapat beberapa manfaat dalam percepatan pembangunan rumah sakit di wilayah terpencil, yaitu berkurangnya disparitas layanan berkat adanya pemerataan akses bagi pasien. Walaupun adanya efisiensi anggaran dan anggaran seadanya, realokasi strategis tetap dapat dilakukan sebagai bukti bahwa pengelolaan negara sudah efektif. Selain itu, dengan adanya pemerataan infrastruktur layanan kesehatan dapat meminimalkan kebutuhan pasien untuk berobat ke luar negeri, meningkatkan kepercayaan pasien asing untuk berobat di Indonesia sehingga mampu memperkuat ekonomi lokal.

Dengan adanya pemerataan infrastruktur harus diikuti juga dengan penguatan terhadap Sumber Daya Manusia (SDM) di sektor kesehatan. Penguatan terhadap SDM dilakukan dengan dilaksanakannya program beasiswa dibidang kesehatan bagi putra daerah untuk memastikan dokter spesialis tersedia di tempat yang membutuhkan. Hal ini sangat mendukung dalam penguatan dan pemerataan infrastruktur layanan kesehatan di wilayah terpencil.

Inisiatif percepatan pembangunan rumah sakit baru di seluruh Indonesia adalah wujud komitmen serius pemerintah dalam menjaga kesehatan nasional. Strategi sistemik ini dapat dilakukan dengan dukungan teknologi, penguatan SDM, komitmen anggaran, serta pemerataan geografis,. Ini mencerminkan visi inklusif dan holistic, dimana setiap lapisan masyarakat dijamin akses kesehatan yang setara.

Saat ini yang dilakukan pemerintah adalah kombinasi holistik dengan percepatan pembangunan fisik rumah sakit, penguatan SDM melalui pendidikan dan penugasan, pemanfaatan teknologi modern, serta pembiayaan strategis. Sinergi seluruh pihak dalam pemerataan infrastruktur medis ini harus dilakukan mulai dari pemerintah hingga ke semua level, swasta, dan masyarakat. Sehingga mampu meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja. Kini, saatnya semua bergerak bersama memastikan bahwa setiap sudut Tanah Air merasakan kehadiran negara dalam bentuk sentuhan medis dan penyembuhan nyata.

)*Penulis merupakan Pengamat Kebijakan Pemerintah

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.