Program MBG Jangkau 5.5 Juta dalam 6 Bulan Pertama Tahun 2025 sesuai Ketentuan

oleh -1 Dilihat
oleh
banner 468x60

JAKARTA – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diinisiasi pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto menunjukkan capaian menggembirakan. Sejak diluncurkan pada awal tahun 2025, program ini telah menjangkau 5.582.470 penerima manfaat hingga akhir Juni. Angka tersebut disampaikan Juru Bicara Badan Gizi Nasional (BGN), Redy Hendra Gunawan, dalam pemaparan capaian enam bulan pertama.

“Sampai Minggu, 29 Juni, penerima manfaat MBG mencapai 5.582.470 orang, dan selama tujuh hari terakhir ada penambahan sebanyak 373.531 penerima baru,” ungkap Redy.

banner 336x280

Penerima manfaat MBG tersebar di berbagai kelompok usia dan lembaga pendidikan. Berdasarkan kategorinya, program ini menjangkau 321.702 siswa tingkat PAUD, TK, dan RA; 2.400.183 siswa tingkat SD dan MI; 1.534.442 siswa SMP dan MTs; serta 1.169.979 siswa SMA dan SMK sederajat. Selain itu, terdapat 27.760 santri di pesantren, 10.319 siswa di PKBM dan SLB, serta 802 siswa seminari yang turut merasakan manfaat program ini.

Program ini juga menyasar kelompok rentan seperti ibu hamil sebanyak 15.780 orang, ibu menyusui 26.504 orang, serta 74.999 balita. Untuk mendukung distribusi makanan bergizi, sebanyak 1.861 dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) telah beroperasi, yang keseluruhannya dibangun melalui kolaborasi dengan mitra non-APBN.

“Sampai saat ini sudah ada 22.000 mitra yang mendaftar melalui platform BGN, dan sedang dalam proses verifikasi kelayakan untuk terlibat langsung dalam program,” jelas Redy.

Staf Ahli Bidang Pembangunan Daerah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Haryo Limanseto, menegaskan bahwa keberhasilan Program MBG sangat bergantung pada sinergi antar sektor. Haryo menekankan pentingnya kerja sama pemerintah pusat, daerah, dan mitra swasta dalam mempercepat pemenuhan gizi dan akses pangan.

“Sinergi ini menunjukkan semangat gotong royong yang menjadi kekuatan utama bangsa dalam menghadapi tantangan pembangunan, termasuk persoalan ketahanan pangan dan gizi nasional,” katanya.

Ia menambahkan bahwa program-program prioritas pemerintah, termasuk MBG, tidak hanya diarahkan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menjamin keadilan sosial dengan pemerataan hasil pembangunan. Salah satu bentuk partisipasi masyarakat dalam memperkuat kebijakan ini adalah Program Makan Bahagia Gratis yang digagas oleh organisasi swasta Matahari Pagi Indonesia.

“Persoalan gizi yang diwarisi sejak lama masih terus diatasi secara bertahap melalui program seperti MBG,” ujar Haryo.

Program ini telah menjangkau ratusan siswa, antara lain di SDN Petojo Selatan 06 Jakarta Pusat dan Yayasan Al-Bi’tsah Himmaturrisalah di Kabupaten Bandung Barat. Ketua Majelis Pertimbangan Matahari Pagi Indonesia, Dahnil Anzar Simanjuntak, menyatakan bahwa kolaborasi masyarakat dan pengusaha menjadi faktor penting dalam memperkuat program pemerintah.

“Kami berpikir apa yang kita harus berikan untuk negeri. Negeri ini tidak bisa kita lepaskan kepada pemerintah saja, pihak swasta juga harus bergandengan tangan membantu pemerintah, negeri ini butuh kita untuk membangun negeri ini,” tutur Dahnil.

Sementara itu, Anggota Majelis Pembina Pertimbangan Matahari Pagi Indonesia, Jusuf Hamka menyatakan bahwa inisiatif ini juga bertujuan memberdayakan UMKM lokal sebagai penyedia makanan.

“Pelibatan UMKM dinilai sejalan dengan semangat pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah serta mendistribusikan manfaat langsung ke masyarakat,” jelasnya.

Dengan pencapaian 5,5 juta penerima manfaat dalam enam bulan pertama, Program MBG dinilai tidak hanya berhasil dari sisi angka, tetapi juga membuktikan bahwa pendekatan kolaboratif lintas sektor mampu mempercepat pemerataan gizi di seluruh penjuru Indonesia.
(*/rls)

[edRW]

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.